Tokoh emansipasi wanita yang sudah diakui kegigihannya dalam memperjuangkan kesetaraan gender dengan kaum laki-laki adalah Ibu Kartini. Sosok Ibu Kartini memberikan pelajaran bagi kita bahwa keberadaan perempuan itu mempunyai peranan penting, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jangan sekali-kali meremehkan keberadaan perempuan. Perjuangan Ibu Kartini pun dilanjutkan oleh Ibu Dewi Sartika pada jaman pra kemerdekaan dengan mendirikan sekolah keputrian pertama di Indonesia.
Detik demi detik berganti menit, waktu terus berlalu.Hampir selalu muncul tokoh wanita yang menginspirasi kaum perempuan di negeri ini. Siapa yang tidak tahu Susi Susanti? Atlet olahraga bulu tangkis yang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia dengan segudang prestasi yang dimilikinya. Bahkan, Susi Susanti sempat meraih medali emas pertama untuk Indonesia pada Olimpiade 1992 di Barcelona.
Tokoh wanita berikutnya yang patut diapresiasikan adalah Ibu Megawati Soekarno Putri. Beliau adalah satu-satunya perempuan yang menjadi Persiden Republik Indonesia. Akankah lahir sosok perempuan masa depan yang turut mengukir sejarah bersama Ibu Megawati sebagai Presiden Republik Indonesia? Minimal kalau tidak menjadi Presiden, keberadaan perempuan Indonesia turut andil dalam kursi legislatif. Sesuai dengan UU Pemilu No. 10 Tahun 2008, minimal 30 % perempuan di Indonesia terlibat dalam kursi legislatif.
Tidak sedikit kaum laki-laki yang meremehkan perempuan. Mereka mengira perempuan hanyalah dijadikan sebagai tempat untuk pelampiasan. Padahal, sebenarnya perempuan itu seperti bumi yang selalu memberikan kehidupan kepada orang lain. Meski bumi dicangkul dan ditanami tak pernah mengeluh.
Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur masih sedikit jumlah perempuan yang menjabat sebagai Kepala SKPD maupun Camat. Menurut Staf Humas Protokol Pemkab Bojonegoro, tahun 2014 ini ada 3 perempuan yang menjabat sebagai Camat, yakni di Kecamatan Purwosari, Kecamatan Kapas dan Kecamatan Sukosewu dari 28 Kecamatan, 1 orang perempuan menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan 1 orang perempuan lagi yang menjabat sebagai Kepala BPKB Kabupaten Bojonegoro. Itulah sebagian realita keberadaan perempuan di Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro.
Nah, menurutku keberadaan perempuan dalam kursi calon legislatif tahun 2014 ini sangat dibutuhkan. Walaupun kuota 30% perempuan dalam partai peserta pemilu legislatif sudah terpenuhi. Namun kadang keberadaan caleg perempuan hanya sebagai pajangan semata. Oleh karena itu, sudah saatnya keberadaan caleg perempuan mewakili perempuan Indonesia duduk di Parlemen atau kursi legislatif 2014 kita dukung.
Beberapa waktu yang lalu, publik tanah air pun diguncang dengan munculnya sosok Wali Kota perempuan yang berwibawa dan layak diapresiasikan sebagai penerus sosok pahlawan Indonesia Ibu Kartini. Siapa lagi kalau bukan Ibu Tri Rismaharini, atau akrab disapa Ibu Risma. Saat ini Ibu Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Ketenaran Ibu Risma bukan semata-mata karena banyak dipublish oleh media tapi karena hasil dari kerja nyata beliau sebagai Wali Kota Surabaya. Melalui tangan dingin Ibu Risma, Kota Surabaya, yang dulu dikenal keras, panas, kini menjadi kota yang hijau, asri dan nyaman.
Negeri ini sangat merindukan kehadiran sosok Ibu Kartini. Aku berharap dengan majunya perempuan di kursi legislatif 2014 ini mendapat tanggapan, respon dan dukungan dari seluruh komponen masyarakat Indonesia. Sehingga kerinduan terhadap sosok Ibu Kartini masa depan benar-benar terobati.
Jadi tunggu apa lagi, jangan lupa besok tanggal 09 April 2014 pilihlah calon legislatif perempuan agar dapat duduk di parlemen atau kursi legislatif. Jangan sampai golput ya kawan !
0 komentar
Posting Komentar