Sabtu, 30 Desember 2017

Hibahkan Tanah 380 Meter untuk Pembangunan Jembatan

Bojonegoro - Laki-laki berkaos garis-garis kombinasi biru dan abu-abu ini masih melayani seorang pembali kecil yang membeli tali plastik saat humas datang. Selesai melayani, Mansur pria berusia 40 tahun ini mempersilahkan Humas dan seorang karyawati Kecamatan Kasiman untuk duduk di salah satu showroom yang terletak didepan toko kelontong yang selama ini menjadi sumber kehidupan keluarganya.

Mansur pria lulusan SMP Kedewan tahun 1993 ini bersahaja seulas senyum senantiasa tergambar setiap melayani pertanyaan . Mansur menuturkan bahwa tanah yang dihibahkan ini adalah tanah milik keluarganya Almarhum Mbah Asfan , kemudian diwariskan kepada orang tuanya Bapak Mukhari. Kini digenerasi ketiga oleh enam putra dan putri Bapak Mukhari ini tanah seluas 380 meter ini dihibahkan untuk mensukseskan pembangunan jembatan Kasiman-Padangan.
Hibahkan Tanah 380 Meter untuk Pembangunan Jembatan
Bagi Mansur dan seluruh warga jembatan ini adalah mimpi yang sudah 17 tahun tak kunjung menampakkan hasil. Mansur menerawang bagaimana cerita pembangunan jembatan ini didengarnya sejak ia masih remaja. Kala itu warga begitu bahagia akhirnya jembatan akan dibangun di daerah mereka. Namun seiring waktu harapan itu terpendam seiring bergantinya pucuk pimpinan di Bojonegoro. Tahun 2005 lalu ada kabar selentingan bahwa jembatan akan kembali dibangun, namun sekali lagi mereka harus menelan pil pahit bahwa mimpi itu kembali menguap. Yang menyesakkan adalah jembatan justru dibangun diwilayah timur. Lalu saat ada kabar pembangunan jembatan untuk kesekian kali, masyarakat memilih untuk tak peduli. Bagi mereka paling-paling juga akan batal. Demikian batin yang berkecamuk di sebagian besar benak warga kasiman beberapa tahun lalu. Keacuhan itu akhirnya sedikit tergantikan saat alat-alat berat mulai melakukan aktifitas di lokasi yang beberapa waktu diukur untuk menjadi lokasi tiang pancang dan jembatan. Mansur menuturkan kebahagian itu diwujudkan oleh warga dengan menggelar tumpengan . Saat itu ketika positif dibangun banyak warga yang syukuran dan tumpengan di lokasi yang direncanakan sebagai titik jembatan. Mimpi itu sebentar lagi akan menjadi realita.

Dari sinilah, keluarga besar Almarhum Mbah Asfan dan Bapak Mukhairi akhirnya memutuskan untuk menghibahkan 380 meter tanah mereka yang di bantaran sungai bengawan solo. Mansur menuturkan hibah ini adalah sebagai bentuk rasa syukur yang luar biasa kepada Allah SWT dan Pemkab Bojonegoro yang pada akhirnya merealisasikan pembangunan jembatan yang mengabungkan Kecamatan Kasiman dan Padangan.

Rasanya tak salah jika dirinya bersama lima saudaranya memutuskan untuk menghibahkan. Melihat bangunan jembatan menyesakkan hati, bukan karena sedih namun haru yang luar biasa. Karena jembatan ini diharapkan akan mengantarkan kemasa depan yang gemilang, menggerakan sendi perekonomian warga serta menjadi penopang baru untuk menjadikan daerah-daerah terisolir menjadi daerah yang sejajar dengan daerah daerah lain di Bojonegoro. (dik)

0 komentar

Posting Komentar